Selasa, 13 September 2016

Kejutan Besar




Data Buku

Judul      : Cahaya Ilahi dan Opera Manusia

Penulis    : Martinus Antonius Weselinus (MAW) Brouwer

Editor     : HCB Dharmawan

Penerbi t : Penerbit Buku Kompas

Tahun     : 2004

Tebal     : viii  +  184 halaman; 14 cm  x  21 cm

ISBN     : 979-709-063-9






 "...manusia sering merasa bosan di dunia (a quiet desperation), sedang dalam Tuhan kita tidak pernah akan merasa bosan: ‘He is the Big Surprise’, yang selalu mengherankan..." (MAW Brouwer, hal. 57)


"Kejutan..." Itulah kesan kuat membaca buku Cahaya Ilahi dan Opera Manusia karya M.A.W. Brouwer ini. Bukan hanya soal dimensi religiositas (meminjam istilah Mangunwijaya), tetapi juga soal-soal kehidupan sehari-hari menyangkut manusia dan alam sekitarnya, yang dengan mengesankan dipakai sebagai judul dan pembagian buku ini ke dalam dua bagian "Cahaya Ilahi" dan "Opera Manusia".

            Bagaimana faktor kejutan (surprise) ini bisa dijelaskan, mengingat buku ini sendiri diterbitkan pada tahun 2004; sementara tulisan-tulisannya sendiri jauh lebih lama, yakni ada yang tahun 1970, 1971, 1972, 1983, 1985, 1986, 1987, 1988, dan ada yang tanpa tahun. Itulah menariknya buku ini. Tampaknya, ini tidak berhubungan dengan aktualitas berbagai peristiwa yang tampak berubah-ubah. Akan tetapi, lebih dari pada hal-hal yang semacam itu. Ini menyangkut suatu cara pandang baru yang dalam buku ini disebut kepercayaan, harapan, dan kasih (fides, spes, charitas)
            Melalui cara pandang tersendiri yang dibagikan MAW Brouwer, buku ini menjadi menarik. Ia menyajikan kejutan-kejutan terhadap kenyataan di sekitarnya. Melalui pergulatannya dalam iman, ateisme, filsafat, fenomenologi, Ayatollah Khomeini, A H Nasution, anak-anak ibu pertiwi, dan sebagainya, semakin mengukuhkan keterpanaan yang ditawarkan sosok MAW Brouwer. Mengapa ? Karena semua itu didasari dengan kepercayaannya kepada Allah. "Kalau Allah muncul sebagai The Big Surprise (hal yang baru secara absolut), memang jelas, bahwa renungan dari dasar segala dasar menjadi 'adventure', yang memberi semangat dan harapan." (hal. 29).
            Dari sisi inilah, MAW Brouwer menampilkan berbagai kejutan itu. Maka, tidak heranlah kalau membaca buku ini kita kadang diajak tertawa, heran, bertanya-tanya, mencari tahu lebih banyak lagi, memastikan arah yang benar, bahkan diajak menaruh kepercayaan, harapan dan kasih, bersikap kritis, dan berpikir sendiri yang juga menjadi salah satu perkembangan ilmu pengetahuan.
            Jadi, semakin menjadi jelaslah kejutan di sini bukanlah berubah-ubahnya segala peristiwa di hadapan kita yang tampak baru. Bahkan, perubahan-perubahan itu tidak jarang menimbulkan kebosanan-kebosanan, ketidakpastian-ketidakpastian, dan mencari hal-hal yang tampak baru dan tampak pasti lagi hingga pada akhirnya pada kematian itu sendiri. Dan, ketakutan yang paling besar dihadapi manusia adalah kematian.
            Kejutan  justru tidak terletak pada hal-hal yang demikian itu, tetapi mengatasinya. "Manusia sering merasa bosan di dunia (a quiet desperation) sedang dalam Tuhan kita tidak pernah akan merasa bosan: "He is the Big Surprise", yang selalu mengherankan. (hal. 57)
            Buku karya almarhum pastor fransiskan ini terdiri dari 37 tulisan yang dibagi dalam dua bagian besar. Bagian pertama, adalah "Cahaya Ilahi" terdiri dari 17 artikel. Bagian ini dikemukakan berbagai kejutan yang berkaitan dengn hubungan manusia dengan Yang Ilahi. Di dalamnya terdapat tema-tema filsafat, ateisme, teologi, penilaian, dan sebagainya.
            Bagian kedua berjudul "Opera Manusia" terdiri dari 20 artikel. Ini berkaitan dengan diri manusia itu sendiri yang bisa diwakili misalnya Gamal Abdul Nasser, Honda, Polisi (Hoegeng), Alexandr Solzhenitsyn, Adam Malik, Socrates, A.H. Nasution, Lie Tek Tjeng, Einstein, Galina, Plato, Ayatollah Khomeini, Lord Nrth, Mikail Gorbachev, Oliver Cromwell, Sudjatmoko, Hamka, Nurcholis Madjid, Romo FX Danuwinata SJ, Bapak silaban, Leo Sukoto SJ, dan lain-lain. Sebenarnya, tidak terbatas pada tokoh seperti disebut di atas, tetapi juga misalnya disebut "masih muda, tetapi sudah pailit, nihilis, dan psimistis, tetapi...juga mereka itu anak-anak Ibu Pertiwi." (hal. 182)
            Membaca satu tulisan ke tulisan lain dalam buku ini, kita justru tidak dibawa untuk mengukuhkan suatu pendirian menurut kita sendiri sambil melakukan pembenaran-pembenaran, tetapi malah sebaliknya. Pendirian-pendirian kita justru dibongkar terhadap kemungkinan-kemungkinan lain.
            Tidak heran kalau kita dibawa pada kenyataan yang tidak pasti dan ketidakpastian-ketidakpastian lainnya, absurditas hidup. Dan, absurditas hidup yang paling besar adalah kematian itu sendiri. Dihadapi dengan sikap yang bagaimanapun (optimis maupun pesismis), ini tetap suatu yang absurd. Dan, karena itu, kepercayaan, harapan, dan kasih (fides, spes, et charitas) menjadi sangat penting justru dalam kondisi absurditas itu. Tujuan hidup justru tidak diletakkan di sini, melainkan di seberang kuburan, seperti pandangan Oliver Cromwell.
            Akan tetapi, ada juga kelompok yang tidak ambil pusing dengan itu semua. Golongan ini melibatkan dirinya dalam pekerjaan dan tidak perlu memikirkan soal-soal maut dan hidup sesudah mati. Yang lain lagi, ada juga golongan yang tidak menghargai dunia, tetapi merasa asing di dunia. Dengan narkotika atau 'suicidum' (bunuh diri) mereka mencoba melepaskan dirinya dari tali-tali eksistensi. (hal. 171)
            Suatu buku dan refleksi yang menarik...Selamat membaca dan mengambil manfaat.
Daniel Setyo Wibowo